Presiden Rusia Mengatakan Bahwa Rusia Menjadi yang Terdepan Soal Senjata Rudal Hipersonik

Jakarta - Rusia adalah pemimpin global dalam teknologi rudal hipersonik, pada saat negara lain mengikuti, Rusia kemungkinan besar telah mengembangkan teknologi untuk melawan senjata baru ini.

Hal ini disampaikan Presiden Rusia, Vladimir Putin baru-baru ini.

Putin mengatakan, Rusia dan AS memiliki perkiraan kesamaan dalam hal kepemilikan jumlah hulu ledak dan kapal induk.

Hal ini disampaikan Putin dalam komentar yang ditayangkan pada Minggu sebagai bagian dari movie dokumenter berjudul "Rusia Sejarah Baru".

"Tetapi dalam perkembangan kami yang maju, kami jelas merupakan pemimpinnya," ujar Putin, dikutip dari Al Arabiya, Senin (13/12).

Putin menambahkan, Rusia juga nomor 1 di dunia dalam skala peningkatan senjata tradisionalnya.

Di masa depan, lanjutnya, negara yang menjadi kekuatan dunia lainnya akan memiliki teknologi senjata hipersonik serupa.

"Ketika mereka memiliki senjata ini, kemungkinan besar mereka akan memiliki sarana untuk melawan senjata ini."

Putin mengatakan bulan lalu, uji coba rudal jelajah hipersonik Zirkon Rusia hampir selesai dan pengiriman ke angkatan laut akan dimulai pada 2022.

Beberapa pakar Barat mempertanyakan seberapa canggih generasi baru senjata Rusia, sementara mengakui kombinasi kecepatan, kemampuan manuver, dan ketinggian rudal hipersonik membuat mereka sulit dilacak dan dicegat.

Rudal hipersonik ini bisa menempuh perjalanan lebih dari lima kali kecepatan suara di atmosfer atas, atau sekitar 6.200 kilometres per jam (3.850 miles per hour).

Ini lebih lambat dari rudal balistik antarbenua, tetapi bentuk kendaraan luncur hipersonik memungkinkannya untuk bermanuver menuju target atau menjauh dari pertahanan.

Menurut data Bank Dunia, pengeluaran militer Moskow jauh lebih rendah daripada Washington. Rusia menggelontorkan USD 62 miliar untuk pengeluaran militer pada tahun 2020 versus USD 778 miliar yang digelontorkan AS.

Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall mengatakan kepada Reuters bulan lalu, AS dan China berlomba mengembangkan senjata hipersonik paling mematikan.

Pada Oktober, perwira tinggi militer AS, Jenderal Mark Milley, mengonfirmasi uji coba senjata hipersonik China yang menurut para ahli militer tampaknya menunjukkan pengejaran Beijing terhadap sistem yang mengorbit Bumi yang dirancang untuk menghindari pertahanan rudal Amerika.

Putin berbicara tentang kekuatan militer Rusia dalam movie dokumenter yang sama di mana ia menyesali runtuhnya Uni Soviet tiga dekade lalu sebagai runtuhnya apa yang disebutnya "Rusia bersejarah".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocah Perempuan di Bandung Yang Hilang Ditemukan Dan Diduga Menjadi Korban Penganiayaan

Seorang Pegawai Kelurahan Dan Rekannya Ditangkap Polisi Karena Memalsukan Sertifikat Vaksinasi Covid-19

Jokowi Perintahkan Mendag Untuk Menjaga Stabilitas Harga Minyak Goreng, Terkait Kenaikan Harga Minyak Sawit Dunia